Geger Sabda Sultan Yogyakarta.Doc/1plus.kapanlagi.com

Geger Sabda Raja Sultan Yogyakarta

Baru-baru ini masih hangat ditelinga kita, khususnya juga masyarakat Yogyakarta atas munculnya Sabda Raja yang dikeluarkan oleh Sultan. Sehingga berita tersebut menjadi menarik di kalangan Keraton Yogyakarta. Hal tersebut bermula ketika Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono  X tengah mengeluarkan dua Sabda Raja yang membuat ricuh sanak saudara keluarga Keraton Yogyakarta.

Tepatnya pada Selasa (5/5) kemarin, Sultan tengah mengeluarkan Sabda Raja kedua yang berisikan tentang perubahan nama putrid sulungnya. Perubahan nama dari GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi. Dalam Sabda Raja kedua tersebut, Sultan mengatakan bahwa Pembayun sebagai Putri Mahkota. Tentunya perubahan nama tersebut merupakan bakal putri sulung Sultan menjadi calon Ratu Keraton Yogyakarta, yang nantinya akan menggantikan dirinya. Namun, keputusan Sultan dalam menunjuk Pembayun itu justru mendapat respon yang negatif.

Geger Sabda Sultan Yogyakarta.Doc/1plus.kapanlagi.com
Sabda Raja Sultan Yogyakarta mengangkat putri sulungnya menjadi bakal calon Ratu Mahkota.Doc/1plus.kapanlagi.com

Keluarga besar Sultan berikut adik-adik Sultan sepakat ramai-ramai untuk tidak menghadiri pengumuman Sabda Raja yang dianggap public Yogyakarta sebagai penolakan mereka terhaap terpilihnya Pembayun sebagai calon pemimpin Yogyakarta di masa depan. Maka, tak heran jika Sultan mendapat respon negatif, termasuk tudingan bahwa Sultan mendapat bisikan dari dukun yang akhirnya membuatnya mengeluarkan Sabda Raja. Namun, pengakuannya di beberapa situs media yang ditemui di gunung kidul mengatakan, bahwa sejak kecil ia selalu diminta sang ayah, Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk sering berziarah ke makam leluhur. Dari kebiasaan tersebut membuat Sutan sering melakukan komunikasi spiritual. Selain itu Sultan juga disinggung bagaimana responnya terhadap sikap adik-adiknya yang memilih tidak menghadiri pengumuman Sabda Raja, dan malah melakukan pertemuan sendiri di Jakarta tentunya tanpa kehadirannya. Sultan hanya berkomentar bahwa menurutnya, pro kontra itu sudah biasa, yang jelas selama ini ia lebih memilih untuk menghindari pers secara langsung.

Baca Juga  Tanggapan Seniman Yogya Atas Aksi Nekat Cewek Bule Galau

Kembali pada perihal penunjukkan Pembayun. Jika memang kelak, perempuan berusia 43 tahun tersebut akan menjadi calon pemimpin Yogyakarta, maka nantinya akan menjadi sebuah langkah baru bagi kehidupan Keraton Yogyakarta yang nanti akan dipimpin oleh seorang pemimpin perempuan. Tentunya hal ini akan membuat kestabilan strata kedudukan sosial Keraton Yogyakarta yang berbeda dengan yang dulu. Lalu, apakah kelak Yogya akan masih menjadi Yogya yang damai dan tentram atau makin damai dan tentram dengan adanya pemimpin baru dengan sosok perempuan?

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *